Kebudayaan dan Masalah Makna Hidup
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui di dalam
bermasyarakat manusia tidak akan terlepas dengan kebudayaan. Karena kebudayaan
berasal dari pemikiran, ide, serta gagasan dari manusia. Sehingga manusialah
yang menciptakan kebudayaan dan menerapkan kebudayaan itu sendiri. Di setiap
kehidupan manusia tentunya memiliki sebuah masalah. Pada setiap masalah yang
dialami manusia memiliki makna kehidupan yang berbeda-beda.
Dengan demikian, apakah arti dari sebuah kebudayaan? dan juga apa yang dimaksud
dengan makna hidup?. Oleh karena itu saya akan membahas lebih rinci tentang
kebudayaan dan juga makna hidup.
Setelah kita mengetahui lebih banyak tentang kebudayaan dan makna hidup,
diharapkan dapat lebih paham. Serta dapat menerapkan kebudayaan
dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga menjaga kebudayaan agar lebih merawat dan
menjaga kebudayaan yang sudah ada.
B.
Rumusan
Masalah
Dari gambaran umum diatas , dapat kita
rumuskan permasalahannya sebagai berikut
a.
Apakah
pengaruh Kebudayaan terhadap masalah yang di alami oleh manusia ?
b.
Bagaimana
cara mengatasi masalah ?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk
meningkatkan penulis berargumentasi dengan kemampuan menulis
2.
Diharapkan
dapat memberikan jawaban atas rumusan
masalah yang telah dipaparkan di atas
3.
Sebagai
motivasi agar dapat menyelesaikan masalah secara baik dan benar
Bab II
Pembahasan
Kebudayaan
adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan
keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan
kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada disekitarnya.
Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap
tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan
lingkungan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya,
serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya
kelakuan. Dalam definisi ini, kebudayaan dilhat sebagai "mekanisme
kontrol" bagi kelakuan dan tindakan-tindakan manusia (Geertz, 1973a), atau
sebagai "pola-pola bagi kelakuan manusia" (Keesing & Keesing,
1971). Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan,
petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi,
yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara
kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang
dihadapinya (Spradley, 1972). Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang
diyakini akan kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta
menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia serta menjadi sumber bagi
sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu
yang berharga atau tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal
ini bisa terjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang
sumber dari nilai-nilai moral tersebut adalah pada pandangan hidup dan pada
etos atau sistem etika yang dipunyai oleh setiap manusia (Geertz, 1973b). Kebudayaan
yang telah menjadi sistem pengetahuannya, secara terus menerus dan setiap saat
bila ada rangsangan, digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasi
berbagai gejala, peristiwa, dan benda-benda yang ada dalam lingkungannya
sehingga kebudayaan yang dipunyainya itu juga dipunyai oleh para warga
masyarakat di mana dia hidup. Karena, dalam kehidupan sosialnya dan dalam
kehidupan sosial warga masyarakat tersebut, selalu mewujudkan berbagai kelakuan
dan hasil kelakuan yang harus saling mereka pahami agar keteraturan sosial dan
kelangsungan hidup mereka sebagai makhluk sosial dapat tetap mereka
pertahankan.
Masalah telah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari, tidak ada sesuatu yang berakhir dengan baik dan buruk
jika tidak dimulai dari masalah. Masalah baru disadari jika jika keadaan tidak
sesuai dengan yang diinginkan. Dan pada dasarnya masalah memang sesuatu yang
harus diselesaikan, meski hasil akhirnya jauh dari dugaan. Dampak dari
masalahpun beragam, dan ketika masalah baru muncul, tentu saja rasa
keterkejutan tampak dari wajah dan sikap seseorang .Kendati
demikian, ada pula masalah yang mampu membuat seseorang hilang kesadaran atau
pingsan, syock, bingung dan serba salah.Masalah memang adalah teman kita, tanpa
masalah kita tak pernah menjadi orang dewasa dan bijaksana. Masalah terkadang
membuat hidup jadi berwarna, menggairahkan, dan bayangkan saja jika hidup ini
tidak ada masalah, tentu saja kehidupan didunia ini sudah tak bernyawa .Untuk
menjadi orang yang penyabar dan tawakal ketika dihadapkan pada satu
permasalahan yang pelik,tidaklah mudah. Perlu usaha untuk mendapatkan
kesabaran, ketegaran dan keikhlasan, dan masalah satu-satunya jalan sebagai
tempat belajar untuk meraih semua itu. Masalah itu seperti ujian kenaikan
kelas, semakin tinggi kelas, semakin rumit pula ujiannya. Semakin tinggi pohon
kelapa, makin kencang pula tiupan angin yang menerpa.
Banyak jalan
cara menghadapi masalah, bahkan ketika masalah itu baru muncul, salah satunya
sbb :
1. Baca
Istiqhfar
Mengucap
istighfar berkali-kali, sama artinya kita memohon ampunan pada Allah dan
belajar bersandar padaNYA semata. Setelah itu, jika masalah tersebut memang
diharuskan untuk segera bertindak, sebisa mungkin belajar meredam emosi dan
kepanikan sembari melakukan apa yang harus dilakukan, dengan tidak lupa terus
menerus mengucap istighfar dan La Haula Wala Quwwata Illa Billah, untuk
dijauhkan dari hasutan syetan. Sebab iblis / syetan lebih mudah masuk dan
menggoda manusia dalam keadaan lengah.
Namun jika
masalah yang muncul tidak terlalu berat, ucapkan Istighfar lalu ambilah sikap diam
dan duduk, sambil menarik nafas dalam-dalam. Rasa panik tentu saja ada, tapi
jika emosi diturutkan, sama saja menambah kacau suasana. Ketika mengambil
posisi diam dan duduk, akan melatih jantung dan hati supaya bisa mencerna suatu
masalah dengan baik
2. Jangan
lari dari masalah
Kita tidak akan pernah menjadi orang
baik dan dewasa jika menghindar dari masalah. Hadapi semuanya meski dengan
kekuatan yang tersisa. Yakinkan pada diri, bahwa tidak ada masalah yang tidak
bisa diselesaikan, hadapi semuanya dengan senyuman (meski tersenyum
pahit).
3. Berbagi
Adakalanya
masalah bisa diselesaikan tanpa campur tangan orang diluar diri kita sendiri,
dan jika masalah tersebut memang tidak bisa diselesaikan sendiri, berbagi
masalah pada orang yang dipercaya, satu-satunya jalan yang perlu dilakukan.
Memendam emosi karena masalah yang rumit, tidak baik untuk kesehatan dan
kejiwaan
4. Berdoa
Apapun yang terjadi, baik atau buruk, semuanya sudah
ada yang mengatur, sudah ada yang merencanakan. Allah menitipkan hari cerah nan
indah, supaya kita belajar bersyukur dan menyadari bahwa esok mungkin berganti
suasana. Dan ketika Allah menitipkan masalah atau bala', mungkin saja IA sangat
rindu agar supaya kita datang dan sujud padaNYA. Berdoalah, tapi bukan berdoa
untuk minta keringanan, melainkan mintalah
Penutup
kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat. Dari ciri khas itulah manusia menjadi berbeda – beda ada yang cara
bicaranya halus dan ada juga yang cara bicaranya kasar dengan begitu tidak
menutup kemungkinan bahwa masalah akan muncul . Jika masalah itu muncul maka
manusia sebagai mahkluk sosial harus bijak memecahkan dan mencari solusi untuk
masalah itu .
Sumber Referensi
http://pargodungan.org/tips-cara-menghadapi-mengatasi-melewati-masa-masa-sulit/
Diunduh tanggal 3 April 2014
http://infokutuju.blogspot.com/2013/01/cara-atasi-masalah-dengan-bijak.html#.UzxcTIXfTIY
Diunduh tanggal 3 April 2014
http://sucifr.blogspot.com/2014/03/kebudayaan-dan-masalah-makna-hidup.html
Diunduh tanggal 3 April 2014